Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Jumat, 20 April 2012

Derita Bocah Penderita Kanker Kelenjar Getah Bening di Jombang


TEMPO InteraktifJombang - Tergolek lemah tubuh seorang bocah perempuan bernama Genera Nasywa Elmire. Diusianya yang baru 3 tahun, bocah yang akrab dipanggil Wawa ini tak berdaya di ranjang rumahnya, Perumahan Puri Astapada Indah No 1/16, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
Tubuh bocah ini kurus tinggal tulang akibat digerogoti penyakit kanker dalam kelenjar getah bening, yang diidapnya sejak usia empat bulan. Putri pasangan Amriyanto dan Asmitarida itu tidak lagi bisa menikmati masa kecilnya dengan bahagia layaknya bocah-bocah seusianya.
“Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan anak saya,” ucap Amriyanto, ayah Wawa dengan pasrah, Rabu (14/4). Amri menceritakan, mulanya putri ketiganya itu sering rewel. Setelah diteliti, ternyata muncul benjolan kecil di ketiak sebelah kanan anaknya.
Karena tak punya uang, benjolan itu dibiarkan. Baru setelah berusia satu tahun, dan setelah uang dirasa cukup, Wawa diperiksakan ke rumah sakit Darmo, Surabaya. Setelah diperiksa, dokter mengatakan anaknya menderitametastasia malignant cells tumor dalam kelenjar getah bening stadium tiga.
Dokter menyarankan agar anaknya dioperasi pengangkatan benjolan itu. Setelah operasi dokter menjelaskan jika sakit anaknya sangat parah. Wawa harus dibawa ke Rumah Sakit NUH di Singapura. Mendengar itu Amri hanya bisa pasrah karena dia tidak punya biaya lagi.
Usai operasi Wawa akhirnya dibawa pulang. Delapan bulan setelah operasi, di leher bocah berkulit putih ini kembali muncul benjolan. Sejak saat itu tubuh anaknya terus melemah, muka pucat, dan suhu badanya naik hingga 38 derajat.
Tak tega dengan kondisi anaknya, akhirnya Amri kembali memeriksakan Wawa ke rumah sakit Darmo. Setelah diperiksa dia divonis mengidap gangguan hodgkins lymphoma atau kelenjar getah bening jenis nodular sclerosis. Pengobatan sakit ini bukan dengan operasi, tapi dengan kemoterapi.
Pemeriksaan kedua itu Amri menghabiskan biaya tak sedikit yakni Rp 35 juta. Uang itu tak sedikit baginya, karena untuk mendapatkanya dia harus hutang saudara dan tetangga. Setelah diobati, dan rutin menjalani kemoterapi, kondisi Wawa membaik.
Tapi, musibah kembali terjadi di akhir Desember 2009. Wawa kembali sakit-sakitan. Karena biaya ludes, akhirnya Wawa hanya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten setempat. Setelah diperiksa dan dilakukan uji laboratorium, Wawa mengalami proses metastase atau penyebaran sel kanker hingga ke tulang.
“Mendengar itu dunia serasa kiamat,” keluhnya. Akibat itu, Wawa mengalami infeksi pada kaki kiri. Kakinya bengkak hingga pangkal paha. Dia juga mengalami infeksi tenggorokan hingga tidak bisa makan, minum dan bicara. Menurut dokter, Wawa tidak lagi punya kekebalan tubuh.
Sel darah putih yang seharusnya menjadi antibodi, justru berubah menjadi racun karena pengaruh sel-sel kanker itu. Sepulang dari rumah sakit Amri mengaku bingung mencari cara mengobati anaknya. Karena tak lagi punya biaya, dia hanya memberikan obat Dumin dan Ponstan untuk meredakan nyeri.
Amri sangat membutuhkan uluran tangan-tangan para demawan. Demi menyelamatkan anaknya itu, dia sempat menulis di situs jejaring sosial,Facebook, yang berisi permintaan dukungan untuk anaknya Wawa. “Saya tidak tahu lagi meski ke mana. Kasihan anak saya,” ucapnya dengan muka layu.

Apakah Limfoma Non – Hodgkin itu?


UNTUK PEMESANAN HUBUNGI : PUTU TEJA

HP:081-999 67 1970 / 085-333 99 1970

Limfoma Non-Hodgkin (disebut juga NHL) adalah kanker yang berawal di sistem getah bening (limfatik). Sistem limfatik merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya.
Lymphoma

Apa penyebab Limfoma?

Dokter tidak selalu bisa menjelaskan mengapa ada orang yang mengidap limfoma sedangkan orang lain terhindar dari penyakit ini. Namun, kita tahu bahwa orang dengan faktor-faktor risiko tertentu lebih besar kemungkinannya terkena limfoma.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah (misalnya gangguan autoimmune), atau menderita infeksi tertentu (misalnya virus Human immunodeficiency, HIV) memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi terkena penyakit limfoma non-Hodgkin ini. Meskipun limfoma non-Hodgkin bisa terjadi pada orang muda, tapi kemungkinan terkena penyakit ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian besar orang dengan limfoma non-Hodgkin berusia lebih dari 60 tahun.

Gejala

Limfoma Non-Hodgkin dapat menyebabkan berbagai gejala:
  • Kelenjar getah bening yang bengkak di leher, ketiak atau selangkangan tapi tidak ada rasa sakit
  • Kehilangan berat badan tanpa alasan
  • Demam
  • Keringat bercucuran saat malam
  • Batuk-batuk, sukar bernafas, atau nyeri di dada
  • Lemah dan letih yang tidak kunjung sembuh
  • Nyeri, bengkak atau merasa begah di perut
Umumnya, gejala-gejala ini bukan akibat kanker. Masalah kesehatan lainnya juga bisa menyebabkan gejala seperti ini. Orang yang mengalami gejala ini harus ke dokter untuk didiagnosis dan dirawat sedini mungkin.

Diagnosis

Jika Anda mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening atau gejala lain yang menandakan limfoma non-Hodgkin, maka dokter harus mencari tahu apakah gejala tersebut berasal dari kanker atau penyakit yang lain. Anda akan diminta menjalankan tes darah dan prosedur diagnostik berikut:
Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak dan selangkangan Anda. Dokter juga akan memeriksa limpa dan hati Anda untuk memastikan apakah ada pembengkakan.
Tes darah: Laboratorium akan melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel-sel darah. Laboratorium juga akan memeriksa zat-zat lain, seperti Lactate dehydrogenase (LDH). Limfoma menyebabkan tingkat ldh yang tinggi.
Lymphoma
Sinar X untuk dada: Anda perlu menjalani sinar X untuk memeriksa kelenjar getah bening yang bengkak atau tanda-tanda penyakit lain di dada Anda.
Biopsi: Dokter akan mengambil jaringan untuk mencari sel-sel limfoma. Biopsi adalah satu-satunya cara terbaik untuk mendiagnosis limfoma. Dokter bisa mengangkat seluruh kelenjar getah bening (biopsi eksisi) atau hanya sebagian kelenjar getah bening (biopsi insisional). Dokter patologi akan memeriksa jaringan sel-sel limfoma dengan menggunakan mikroskop.

Bagaimana menilai Limfoma?

Dokter harus mengetahui tingkatan (tahapan) limfoma non-Hodgkin untuk merencanakan pengobatan yang terbaik. Tahapan ini berdasarkan lokasi tempat sel-sel limfoma ditemukan (di kelenjar getah bening atau di organ atau jaringan lain) dan jangkauan area yang terkena. Tahapan limfoma non-Hodgkin adalah sebagai berikut:
  • Stadium I: Sel-sel limfoma berada dalam satu kelompok kelenjar getah bening (misalnya di leher atau di ketiak). Atau, jika sel-sel abnormal itu tidak berada dalam kelenjar getah bening, tapi hanya pada satu bagian jaringan atau organ tubuh saja (misalnya di paru-paru, tapi tidak di hati atau di sumsum tulang).
  • Stadium II: Sel-sel limfoma berada sekurangnya di dua kelompok kelenjar getah bening, pada sisi diafragma yang sama (baik di atas atau di bawah). Atau, sel-sel limfoma ini berada di organ tubuh dan di kelenjar getah bening di sekitarnya (pada sisi yang sama seperti diafragma) Mungkin ada sel-sel limfoma di kelompok kelenjar getah bening yang lain di sisi diafragma yang sama.
  • Stadium III: Limfoma terdapat dalam kelompok kelenjar getah bening di atas dan di bawah diafragma. Juga dapat ditemukan di organ atau di jaringan di sekitar kelompok kelenjar getah bening ini.
  • Stadium IV: Limfoma ini berada di seluruh satu organ atau jaringan (selain di kelenjar getah bening). Atau, berada dalam hati, darah, atau sumsum tulang.

Pengobatan apa yang ditawarkan?

Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini disebut terapi sistemik karena obat akan mengalir di sepanjang aliran darah. Obat dapat mencapai sel-sel kanker di hampir seluruh bagian tubuh.
Lymphoma
Anda dapat menjalani kemoterapi melalui mulut, melalui pembuluh darah balik, atau di ruang antara sumsum tulang belakang. Pengobatan biasanya berupa rawat jalan, baik di rumah sakit/klinik atau di rumah. Beberapa pasien harus menginap di rumah sakit selama pengobatan untuk mendapatkan pengamatan yang seksama.
Jika pasien menderita limfoma di lambung akibat infeksi Helikobaktor, dokter dapat mengobati limfoma ini dengan antibiotika. Setelah infeksi sudah disembuhkan, kanker mulai dapat diobati.
Terapi Biologi
Penderita jenis limfoma non-Hodgkin tertentu dapat menjalani terapi biologi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan kanker dengan efektif.
Antibodi monoklonal digunakan untuk mengatasi limfoma. Antibodi ini adalah protein yang mengikatkan diri pada sel-sel kanker untuk membantu sistem kekebalan tubuh membunuh sel-sel limfoma. Pasien mendapat pengobatan ini melalui pembuluh darah balik (vena), di klinik dokter atau di rumah sakit.
Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel limfoma non-Hodgkin. Pengobatan ini dapat memperkecil tumor dan membantu mengendalikan rasa sakit.
Lymphoma
Digunakan dua jenis terapi radiasi bagi penderita limfoma:
  • Radiasi eksternal: Sebuah mesin besar akan mengarahkan sinar ke bagian tubuh di mana sel-sel limfoma terkumpul. Terapi ini bersifat lokal karena hanya mempengaruhi sel-sel di area yang diobati saja. Sebagian besar penderita pergi ke rumah sakit atau klinik untuk dirawat 5 hari dalam seminggu, selama beberapa minggu.
  • Radiasi sistemik: Beberapa penderita limfoma akan mendapat suntikan bahan radioaktif yang akan mengalir ke seluruh tubuh. Bahan radioaktif itu akan terikat pada antibodi yang menargetkan dan menghancurkan sel-sel limfoma.

Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)

Orang dengan limfoma yang kambuh dapat memperoleh transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk yang membentuk darah memungkinkan orang mendapatkan kemoterapi dosis tinggi, terapi radiasi, atau keduanya. Kemoterapi dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel limfoma sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di area dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk hasil transplantasi ini.
Tranplantasi sel induk dilakukan di rumah sakit. Sel-sel induk ini bisa didapatkan dari pasien sendiri atau dari donor.

Jenis dukungan apa saja yang tersedia?

CanHOPE adalah sebuah tim pendukung hasil inisiatif ParkwayHealth bersama dengan tim dokter multi-disiplin yang berupaya menjalankan metode holistik untuk merawat kanker tanpa ada biaya tambahan. Para penasehat menjalankan layanan konseling kanker melalui telepon hotline dan email, untuk memberikan dukungan emosi dan psiko-sosial kepada semua pasien dan perawatnya, agar mereka bisa mengatasi kanker dengan efektif. Layanan konseling temu muka juga bisa diselenggarakan.
Pasien, profesional kesehatan & publik juga bisa mendapatkan informasi kanker terbaru, tes skrining yang terkait, pengobatan dan rujukan ke layanan kanker yang tepat, informasi untuk layanan rehabilitasi dan layanan dukungan lanjutan, saran-saran tentang efek samping pengobatan kanker, strategi mengatasi kanker, pola makan serta gizi.

0 komentar:

Posting Komentar